Parangtritis, Keraton, Merapi

Di masyarakat yang sudah bisa dikatakan modern ini ternyata masih banyak yang percaya dengan hal-hal yang mistis, terutama masyarakat dari kalangan tua dan yang tinggal di tempat-tempat yang memang erat kaitannya dengan hal-hal mistik. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat di beberapa tempat seperti di sekitar merapi, keraton, dan parangtritis. Pada umumnya tingkat kepercayaan mereka terhadap hal-hal mistis masih bisa dikatakan tinggi, contohnya saja seperti dikaitkannya berbagai macam ritual tolak bala agar para penghuni di tempat-tempat tersebut tidak murka kepada penduduk sekitar.

Lalu melihat fenomena alam yang beberapa waktu lalu terjadi menurut sebagian masyarakat hal itu sangat berhubungan dengan mistik, namun bagi sebagian yang lain hal itu merupakan fenomena alam biasa yang dapat diteliti dan dijelaskan secara ilmiah serta memang sewajarnya terjadi. Di Jogja ada beberapa tempat yang dianggap memiliki tingkat kemistisan yang tinggi. Seperti di Paris, Keraton, dan Merapi.

Jika dilihat dari sisi sosiologis hal ini bisa dikatakan wajar, karena kita sebagai individu tidak dapat melihat segala sesuatunya dari satu sudut pandang saja. Memang tak dapat dipungkiri bahwasanya masih ada masyarakat yang begitu percaya dengan hal-hal yang mistik kalau menurut teori, ini akan masuk teorinya August Comte (Hukum Tiga Tahap) dimana manusia berada dalam tahap Metafisis yang mana hal ini didasarkan pada filosofis manusia bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia. Bagi masyarakat yang bisa dikatakan memiliki tingkat pendidikan tinggi mereka tidak percaya dengan hal-hal yang berbau mistik (bersangkutan dengan roh-roh halus, dsb) karena mereka percaya bahwa fenomena alam yang terjadi bisa diteliti, dibuktikan, dan dijelaskan secara ilmiah. Mereka adalah orang-orang yang berada di tahap Positivisme. Zaman sekarang mungkin tidak ada lagi masyarakat yeng masih berada tahap Teologis, kalaupun ada mungkin jumlahnya sangat sedikit dan berada di daerah pedalaman.

Parangtritis, Keraton, dan Merapi berada dalam satu garis lurus dan ini memang benar adanya. Jika ditanya adakah arti antar ketiganya?? Tentu saja ada, Keraton merupakan titik imbang dari api dan air. Api dilambangkan oleh Gunung Merapi, sedangkan air dilambangkan pada titik paling selatan, Pantai Parang Kusumo. Dan keraton berada di titik tengahnya. “Keraton dan dua daerah itu merupakan titik keseimbangan antara vertikal dan horizontal”,keseimbangan horizontal dilambangkan oleh Laut Selatan yang mencerminkan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan Gunung Merapi melambangkan sisi horizontal yang mencerminkan hubungan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa.

Sumber:

http://blog-sejarah.blogspot.com/2010/11/garis-lurus-gunung-merapi-keraton-yogya.html

Johnson, Doyle Paul. 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid I. Jakarta: Gramedia.

Categories: Just 4 Share | Tinggalkan komentar

Navigasi pos

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.